BTQ JAMI’ATI; MENGAJI TIADA HENTI

Mengaji tak pernah kenal kata berhenti. Ini yang terjadi pada mahasiswa IAIN Kediri, bukan hanya mahasiswa baru angkatan 2022-2023, namun juga mahasiswa angkatan-angkatan sebelumnya. Masa ta’lim (pembelajaran) BTQ semester gasal memang telah usai bersamaan berakhirnya perkuliahan semester gasal kemarin, yang dimulainya juga bersamaan dengan awal perkuliahan. Selama 32 hari tatap muka di semester gasal mahasiswa yang memprogram BTQ melakukan pembelajaran di luar jam kuliah regulernya. Mereka memilih waktu ta’lim BTQ yang tidak berbenturan dengan jam perkuliahan, di siang hari diantara jam 12.00 hingga 16.00, selama 60 menit. Pelaksanaannya diselenggarakan mulai Senin hingga Ahad yang diasuh total 15 ustadz/ustadzah.

Di liburan semester seperti saat ini, mahasiswa ternyata juga tidak berhenti mengaji. Mereka yang mengaji ini adalah para mahasiswa yang melakukan remidi karena belum lulus saat munaqosyah (ujian kelulusan) semester gasal, juga mahasiswa tahun-tahun sebelumnya yang belum lulus BTQ baik karena gagal di munaqosyah maupun yang kelewat belum memprogramnya. Diantara mereka adalah mahasiswa yang di semester depan (gasal 2023-2024) akan memprogram KKN, dimana salah satu persyaratan bisa memprogram KKN adalah lulus BTQ yang dibuktikan dengan syahadah (sertifikat) kelulusan.  Banyak diantara mereka yang mengikuti ta’lim BTQ memanfaatkan waktu liburan, dimana waktu para Ustadz/dzh banyak yang longgar karena ta’lim reguler sedang libur.

Salah satu yang kebetulan melakukan ta’lim di Ma’had al-Jami’ah saat liburan ini, Ustadzah Nidya Latifah menyampaikan bahwa banyak mahasiswa angkatan lama yang memintanya untuk ta’lim memanfaatkan liburan semester ini. Mereka sedang mengejar ketertinggalannya dalam kemampuan membaca dan menulis Al-Quran, salah satunya memang dalam rangka memenuhi persyaratan KKN nanti. Hal ini memang sulit dihindari karena kelulusan BTQ menjadi syarat mutlak dalam mengambil program KKN. Untuk kebutuhan mereka ini para Ustadz/dzh harus rela menyediakan waktunya untuk memenuhi ta’lim di luar jadwal yang semestinya. Tidak hanya Ustdzah Nidya Latifah seorang yang melayani ta’lim di waktu liburan, banyak ustadz/dzh lainnya yang juga melayani ta’lim di rumah. Tentu semangat belajar ini layak diapresiasi, bahkan diteladani, terutama yang memang belum memiliki kelayakan dalam membaca dan menulis Al-Quran. Termasuk anda?

Pewarta: MADDIN

Pengunggah-Editor : Afifah

About author