SERTIFIKASI BTQ BERBASIS DIGITAL ; CHALLENGE PAK KASUBDIT BUAT MA’HAD AL-JAMI’AH

Sejak Rabu, 5 Juli 2023, para mudir Ma’had al-Jami’ah PTKIN se-Indonesia berkumpul dalam forum yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Kementerian Agama RI dengan tema To Support Islam Wasathiyah Within Islamic Higher Education di Yogyakarta. Tema pertemuan kali ini memang meneguhkan fungsi Ma’had al-Jami’ah sebagai salah satu pilar utama kampus dalam menyemaikan nilai-nilai moderasi. Pertemuan dibuka oleh Bagian Seksi Mutu Akademik Sub Direktorat Pengembangan Mutu Akademik Dr Abdul Mu’thi Bisri M.Ag yang meminta agar forum dapat menghasilkan rekomendasi bagi penguatan fungsi Ma’had al-Jami’ah melalui regulasi formal adminsitratif yang dapat ditindaklanjuti dengan cepat. Ditambahkan, perlu adanya tim khusus untuk  merancang draft dimaksud serta membuat timeline hingga apa yang menjadi harapan segera terwujud.

Pertemuan Mudir-mudir Ma’had PTKIN ini juga diisi dengan paparan mengenai turats dan literasinya, serta pengembangan moderasi melalui Ma’had al-Jami’ah menghadirkan para praktisi moderasi, filologi, dan pesantren mahasiswa. Selain itu pertemuan juga menghasilkan rekomendasi penguatan fungsi Ma’had al-Jami’ah sebagai bagian tak terpisahkan dalam sebuah kampus, khususnya penyemaian spirit religious dan moderasi beragama. Rumusan rekomendasi yang dibacakan ketua Forum Mudir Ma’had al-Jami’ah Dr KH Harun al-Rasyid juga menegaskan penguatan Baca Tulis al-Quran (BTQ) dan tahfidz al-Quran di PTKIN, pengembangan turats dan kajian wasathiyah.

Di akhir acara, Kasubdit Pengembangan Akademik Dr Abdullah Faqih, M.Ed hadir langsung menutup secara resmi pertemuan yang berlangsung selama tiga hari. Beliau mengapresiasi upaya Ma’had al-Jami’ah dalam penyelenggaraan forum-forum diskusi seperti ini, dalam rangka menyatukan langkah untuk menguatkan posisi Ma’had al-Jami’ah secara struktural dan fungsional. Bahkan secara khusus memberikan pesan kuat terhadap salah satu rekomendasi terkait BTQ untuk dilakukan langkah modernisasi melalui pembelajaran berbasis platform digital yang memudahkan bagi siapapun untuk dapat belajar secara fleksibel, intens dan ramah teknologi. Beliau memberikan analogi dengan layanan sertifikasi TOEFL yang dapat diakses secara mudah dengan kemasan teknologi kekinian. Dengan tersedianya layanan sertifikasi BTQ dalam platform digital tentu akan memudahkan siapapun yang ingin belajar al-Quran dari manapun tempat dan kapan pun waktunya, tentu dengan tetap memperhatikan standar baku dalam pembelajaran BTQ, seperti aspek musyáfahah yang ini dapat dilakukan secara sinkronus.di bagian akhir, beliau berharap ma’had al-Jami’ah menjadi motor bagi gerakan penyemaian Islamic soft skills, baik pada nilai-nilai wasathiyah, sufistik, dan religious soft skills.

About author