BTQ JAMIATI SIAP GELAR MUNAQOSYAH PERDANA

Meski belum genap sebulan dimulainya pembelajaran BTQ Metode Jamiati di semester genap 2022-2023 ini, munaqosyah siap dilaksanakan dalam pekan ke dua bulan Maret ini. Hal ini sebagai antisipasi bagi mahasiswa semester gasal sebelumnya yang telah menempuh pembelajaran namun belum sampai pada tahapan munaqosyah. Atau bagi mahasiswa angkatan sebelumnya, 2021, 2020, dan 2019 yang hingga semester ini belum juga pada tahapan munaqosyah.

Sekretaris Ma’had, Sidanatul Jannah menjelaskan, mereka yang belum munaqosyah padahal  pembelajaran sudah selesai ada yang disebabkan kemampuannya memang belum sampai pada tahap munaqosyah meski sudah tuntas tatap muka sebanyak 32 kali. Biasanya mereka ini dari kelompok yang memiliki kemampuan sangat rendah ketika masuk IAIN Kediri, yakni kategori D. Ada juga mereka yang sudah memprogram namun jarang atau hampir tidak mengikuti sehingga memang tidak sampai pada tahap munaqosyah. Kelompok yang terakhir ini ada yang karena jadwal perkuliahannya bentrok, dan ada juga yang karena kesibukan lain sehingga meninggalkan pembelajaran BTQ yang seharusnya diikuti secara rutin. Di luar dua kelompok ini, sebenarnya ada juga yang belum pernah memprogram BTQ karena kelalaiannya atau karena kesibukannya, dan di saat ada kesempatan mengikuti munaqosyah maka mereka mendaftarkan diri untuk mengikuti bimbingan agar dapat menempuh munaqosyah.

Munaqosyah sendiri adalah tahap akhir pembelajaran BTQ Metode Jamiati, berupa ujian kemampuan dalam membaca, menulis, dan menghafal al-Quran. Kemampuan membaca al-Quran dinyatakan dalam fashohah, tajwid, kelancaran, dan bacaan gharib. Sedangkan menulis terkait dengan kaidah penulisan huruf hijaiyah yang benar, dan hafalan meliputi surat an-Nas hingga ad-Duha. Ujian munaqosyah dilakukan oleh seorang mushahih kepada peserta munaqosyah secara musyafahah (lisan), dan bila dinyatakan memenuhi standar akan diberikan syahadah (sertifikat) sebagai bukti kelulusannya.

Ditambahkan oleh Sidanatul Jannah, bahwa sebelum munaqosyah mahasiswa dicek kesiapannya melalui tahap pra munaqosyah yang dilakukan oleh ustzad/dzh pembimbing masing-masing. Pra Munaqosyah ini untuk memastikan bahwa peserta sudah benar-benar layak untuk mengikuti munaqosyah agar nantinya dapat memenuhi standarisasi dan kelulusannya. Kalau mahasiswa memang disiplin mengikuti tahapan sejak pembelajaran hingga pra munaqosyah, tentunya syahadah siap diterimakan, dan KKN pun siap dijalankan, pungkasnya. Dan ini harapan kita semua tentunya.

Pewarta: Maddin
Editor : Afifah

About author